Sejak terpilih menjadi bupati Trenggalek pada Februari 2016 lalu, sudah banyak terobosan yang dilakukan Emil Dardak dalam meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat Trenggalek. Seluruh terobosan yang dilakukan Emil—sapaan akrab Emil Dardak—dieksekusi dalam satu grand design guna merealisasikan visi Trenggalek sebagai kabupaten yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Dari ketiga misi tersebut kemudian dijabarkan menjadi beberapa misi yang pada akhirnya menelurkan beberapa program strategis yang berhasil membentuk wajah Trenggalek menjadi seperti sekarang ini. Dalam CINIA 2018 yang sukses diselenggarakan PT ITS kemarin, Emil berkesempatan memaparkan sebagian besarnya.
Sekurang-kurangnya ada 5 program strategis yang sudah dijalankan Emil sejak mengemban amanat menjadi bupati: Trenggalek Smart Trenggalek, Pertanian Terpadu Plus, Trenggalek Membangun, Trenggalek Gemilang, dan Gertak (Gerakan Tengok ke Bawah Masalah Kemiskinan). Ketika merumuskan konsep Trenggalek Smart Regency, Emil menginginkan output berupa pemerintahan yang cerdas (smart government) dan masyarakat cerdas (smart people), sehingga dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (welfare). Dimulai dari perencanaan yang sudah terintegrasi e-planning & e-budgetting sehingga menyatu dalam satu Sistem Informasi Manajemen Perencanaan & Penganggaran Daerah (SIMCAN) yang merupakan proses hulu dalam kegiatan e-government.
Pada proses hilir yang berhubungan langsung dengan masyarakat, Emil membuat beberapa inovasi yang memudahkan interaksi antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Satu di antaranya adalah Layanan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR) yang memungkinkan masyarakan mengajukan aduan terkait masalah pembangunan kabupaten lewat satu nomor terpusat. Lalu ada Sistem Informasi dan Penelusuran Identitas (SI PENI), sebuah aplikasi yang membantu penelusuran perkembangan proses penerbitan dokumen kependudukan sehingga masyarakat tidak perlu lagi repot-repot pergi ke kantor pemerintah setempat untuk mengetahui perkembangan dari proses pembuatan dokumen-dokumen kependudukan mereka. Termasuk ketika akan membuat dokumen, SI PENI mampu menyediakan informasi persyaratan yang harus dipenuhi dan alur pengurusannya sehingga meminimalisir waktu masyarakat yang terbuang.
Untuk pelayanan masyarakat desa, ada Sistem Informasi Kependudukan Desa (SI KUDA) yang membantu pelayanan tata naskah pemerintah desa/kelurahan yang tersambung secara online dengan database kependudukan di dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten Trenggalek. Ditambah dengan inovasi di layanan perizinan seperti Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (SIMPADU), Sistem Informasi Manajemen Potensi Investasi (SIMPONI), dan tidak ketinggalan juga mengaplikasikan program inovasi yang digagas oleh pemerintah pusat, yaitu Online Single Submission (OSS).
Penerapan teknologi tidak akan artinya tanpa pembangunan karakter masyarakatnya. Karenanya, bupati yang memperoleh gelar diploma dari Melbourne Institute of Business and Technology pada usia 17 tahun ini menyelenggarakan beberapa program untuk mendukung visi Trenggalek sebagai kabupaten yang berkepribadian. Satu program yang kembali digalakkan adalah program wajib belajar 12 tahun namun dengan beberapa pengembangan, yaitu: sekolah ramah anak, sekolah inklusi, peningkatan kuota beasiswa bidik misi, penambahan armada angkutan pelajar, posko wajar 12 tahun, dan active learning classroom.
Untuk masalah ekonomi, peraih gelar Doktor Ekonomi termuda (22 tahun) di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University ini menggagas program GERTAK atau Gerakan Tengok ke Bawah Masalah Kemiskinan di mana masyarakat dilibatkan dengan adanya pertemuan bulanan yang membahas kondisi tetangga-tetangga di sekitar mereka yang masih dalam kondisi serba kekurangan untuk kemudian dicarikan solusinya bersama-sama. Selain itu ada Rumah Kreatif BUMN yang merupakan wadah untuk kolaborasi antara BUMN dengan UKM dalam membentuk Digital Economy Ecosystem melalui pembinaan dan peningkatan kapasitas dan kapabilitas dari UKM itu sendiri. Juga Galeri Gemilang, sebuah sarana pemasaran produk-produk unggulan Trenggalek, yang juga bisa berfungsi sebagai klinik bisnis atau Business Development Service Provider, dan cikal-bakal co-working space untuk para pegiat bisnis di sana.
Kesemua inovasi e-government tersebut dilaksanakan demi terciptanya basis data yang terpadu, peningkatan kualitas pelayanan publik, efektivitas & efisiensi administrasi kependudukan, serta pembangunan karakter, pengembangan ekonomi masyarakat dan pemasaran potensi desa. Ke depannya, bupati yang kini menjadi wakil gubernur Jawa Timur terpilih ini ingin 6 dimensi smart city yang ada di Trenggalek, yaitu smart governance, smart people, smart economy, smart environment, smart mobility, & smart living terintegrasi sebagai Trenggalek 1 Data dan mampu tergabung dalam cakupan yang lebih luas ke dalam smart province.
Sebelum menutup paparannya, Emil menyimpulkan, “smart city bukanlah sebuah kemewahan, smart city bukanlah untuk gaya-gayaan, tapi smart city adalah sebuah keharusan bagi pemerintah-pemerintah untuk dapat melayani masyarakatnya dengan lebih efektif dan efisien.”